Dalam upaya menguatkan mutu leadership pimpinan PTKIS Kopertais Wilayah IV Surabaya, STAI Salafiyah Bangil hadir bersama 187 Pimpinan PTKIS pada Sabtu – Minggu 27 – 28 April 2024 di Hotel Santika Premiere Surabaya. Dalam acara tersebut Rektor UINSA Surabaya Prof. Akh. Muzakki, Grad. Dip. SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D selaku Koordinator Kopertais IV Surabaya menyatakan bahwa APK (Angka Partisipasi Kasar) Perguruan Tinggi di Indonesia belum mencapai 35% dan belum juga beranjak, masih di bawah Malaysia yang sudah 38%, Singapura 82% dan Korea Selatan yang melesat hingga 92%. APK tersebut menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mengenyam Pendidikan Tinggi masih rendah. Padahal Indonesia mengalami bonus demografi dimana penduduk usia produktif lebih dominan dari usia non produktif yang titik puncaknya ada di Tahun 2030 dan kita akan memasuki Indonesia Emas tahun 2045. PTKIS diharap memaksimalkan captive market Perguruan Tinggi, bersikap kolaboratif dan terus meningkatkan status akreditasi, mengingat masih nol sekian persen PTKIS yang terakreditasi unggul. Dari 187 PTKIS yang hadir dalam RAPIM ini hanya sekitar enam PTKIS yang terakreditasi unggul.
Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M.Ag Plt Direktur Direktorat Jendral Pendis Kemenag -yang merupakan alumni PTKIS- dalam Taujihat Akademiknya memotivasi para pimpinan PTKIS dengan menegaskan bahwa yang membedakan pendidikan Tinggi adalah “kesungguhan” pengelola, dari Dosen dan Tendik serta mahasiswa. PTKIS secara mandiri dalam membentuk peradaban perlu melakukan usaha perbaikan layanan perguruan tinggi berbasis Student Central dengan menempatkan mahasiswa sebagai subyek bagi seluruh iktiyar dan doa dalam semua layananan Perguruan Tinggi. Usahakan ada progress setiap tahun dalam sarana prasarana seperti perpustakaan, laboratorium dan inovasi baru yang bisa dan mungkin dilakukan sehingga tidak ada perbedaan jauh antara mahasiswa PTKIS dan PTKIN.
Mahasiswa butuh gesekan-gesekan dalam meningkatkan kemampuan menjadi glow up secara akademik. Home Base dengan infrastruktur dan atmosfer akademik yang berbeda diharapkan dapat diatur sedemikian rupa oleh pimpinan PTKIS dengan menyediakan lingkungan akademik yang mendukung. Melalui kemajuan teknologi dan internet diharapkan mahasiswa tetap bisa berkesempatan mengikuti seminar, workshop dan kegiatan akademik secara online.
Dalam peningkatan mutu leadership pimpinan PTKIS, Negara hadir dengan skema-skema bantuan meski dalam jumlah yang tidak besar melalui riset, pengabdian masyarakat dan kompetisi dosen. Pimpinan PTKIS diharapkan bersikap fleksibel dalam melakukan kolaborasi antar PTKIS untuk memastikan proses perkuliahan berjalan baik. Dibutuhkan visi, ghirah, inisiatif, fighting spirit untuk terus melakukan perubahan dan melakukan perlindungan terhadap mahasiswa dengan memastikan mereka mendapat pendidikan berkualitas. Tidak bisa lagi terlalu lama bersantai dalam perubahan yang begitu cepat, persaingan dengan bayak pihak dan amanah untuk mencerdaskan mahasiwa yang akan menjadi bagian dari generasi mendatang.
PTKIS diharapkan mampu meyakinkan lapisan masyarakat bahwa keberadaannya membantu pemerintah menyediakan pendidikan Islam yang berkualitas dengan biaya terjangkau dan tempat yang dekat dengan wilayah tempat tinggal mahasiswa. Buat mahasiswa proud, nyaman, dan setelah lulus memiliki kesempatan yang sama dengan mahasiswa di luar. PTKIN juga diharapkan melibatkan PTKIS dalam berbagai kegiatannya karena Dirjen Pendis dan PTKIS merupakan bagian tak terpisah.
Dalam data yang disampaikan Tim ahli Kopertais IV di tahun 2024 ada 187 PTKIS terdiri dari 114 Sekolah Tinggi, 34 Institut dan 39 Universitas dengan jumlah PTKIS terbanyak di Surabaya yaitu 15 PTKIS. Dari sekian banyak PTKIS tersebut ada 49 Perguruan Tinggi yang belum terakreditasi. Oleh karena itu penting bagi pimpinan bersikap terbuka dan komunikatif dengan Kopertais dalam berbagai pendampingan, baik dalam Asesmen Lapangan (AL), Beban Kinerja Dosen (BKD) dan lain sebagainya. Demikian disampaikan oleh Dr. M. Hasan Ubaidillah, S.H.I, M.Si Sekretaris Kopertais IV Surabaya, mengingat fungsi Kopertais adalah sebagai pengawas, pengendali dan pembina PTKIS.
Dr. Abdul Aziz Wahab, BA, M.Ag, CH, CHT Ketua FORPIM Pimpinan PTKIS Jawa Timur juga menyampaikan prinsip dalam meningkatkan dan mengembangkan pengelolaan PTKIS adalah sehat administrasi, sehat manajemen, sehat organisasi, sehat kepemimpinan dan sehat pendanaan. Sehat administrasi bisa dilakukan dengan mendokumentasikan setap kegiatan. Sehat manajemen dengan membagi program kerja dan melakukan evaluasi. Sehat organisasi dengan klasifikasi kegiatan Kopertais dan FORPIM. Sehat Kepemimpinan dengan tidak berebut jabatan tapi berebut fungsi. Sehat pendanaan dengan tersedianya dana operasional yang cukup dan menunjang eksistensi Perguruan Tinggi.
Dalam laporan yang disampaikan, Dr. Abdul Aziz juga mengusulkan kepada PBNU bidang Pendidikan Tinggi untuk melaksanakan koordinasi dengan LLDIKTI dan menjadi fasilitator agar PT di bawah Kemenag dapat membuka Prodi Umum. Beliau juga menegaskan akan pentingnya eksistensi Kopertais dengan peran dan fungsinya dalam kemitraan FORPIM dalam pengawasan dan pembinaan penyelenggaraan PTKIS. FORPIM secara sistematis mengawal kebuntuan komunikasi dan koordinasi serta menindaklanjuti ke Kopertais. Pembinaan dilakukan dengan dua cara: pertama pembinaan Pimpinan atau Dosen PTKIS dilaksanakan oleh kopertais bermitra dengan FORPIM, kedua dilaksanakan oleh masing-masing zona sesuai kebutuhan PTKIS dengan skala prioritas.
Salah satu Pimpinan PTKIS juga mengusulkan agar FORPIM melakukan kegiatan bermuatan promosi PTKIS untuk bisa dikenal masyarakat lebih luas, tidak hanya di daerah tertentu dan oleh kalangan tertentu. Dengan banyaknya mahasiswa dari berbagai wilayah diharapkan akan mendorong peningkatan SDM Perguruan Tinggi. Menanggapi hal itu, Ketua FORFIM menegaskan akan pentingnya branding dan digital marketing. Pengelola PTKIS perlu memahami positioning diri, siapa dan bagaimana kompetitor, apa distingsi sebagai kekhasan yang ditawarkan, siapa targetnya dan apa strategi yang akan dilakukan.
Laporan masing-masing zona terkait kegiatan-kegiatan pembinaan berupa workshop manajemen pengelolaan jurnal, penyusunan borang, pendampingan akreditasi jurnal dan lain sebagainya. Kolaborasi antar PTKIS pada masing-masing zona juga dilakukan dalam bentuk KKN dan riset hingga tingkat internasional. Berbagai penghargaan PTKIS dengan beragam kategori juga diberikan dalam rapat ini, diantaranya PT dengan KKN Internasional, PT dengan Jurnal Sinta Terbanyak, PT dengan Jurnal Terbanyak dan lain sebagainya.
Dari seluruh rangkaian acara dapat dipahami dan ditekankan kepada pimpinan dan pengelola PTKIS untuk bersikap terbuka dan fleksibel, tidak hanya berkompetisi tapi juga berkolaborasi antar PTKIS, tidak hanya bertanding tapi juga bersanding dengan berbagai PTKIS demi mengembangkan dan meningkatkan mutu Perguruan Tinggi.
(Munawwaroh, M.Pd)
Alhamdulillah